Dengan berbagai cara VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan penting. Kecuali itu, juga berusaha
memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Bagaimana VOC menjalankan
usahanya tersebut? Pertama-tama berusaha menguasai salah satu pelabuhan
penting, yang akan dijadikan pusat VOC. Untuk keperluan tersebut ia mengincar
kota Jayakarta. Ketika itu Jayakarta di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Banten. Sultan Banten mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di
Jayakarta.
Setelah memiliki sebuah kota sebagai
pusatnya, maka kedudukan VOC makin kuat. Usaha untuk menguasai
kerajaan-kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting ditingkatkan. Cara
melakukannya dengan politik dividi et impera atau politik mengadu domba.
Mengadu dombakan sesama bangsa Indonesia atau antara satu kerajaan dengan
kerajaan lain. Tujuannya agar kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi lemah,
sehingga mudah dikuasainya. VOC juga sering ikut campur tangan dalam urusan
pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah,
ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku. Dalam usahanya melaksanakan
monopoli, VOC menetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
1. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
2. Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar pelaksanaan monopoli tersebut
benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC mengadakan Pelayaran Hongi. Pelayaran
Hongi adalah patroli dengan perahu kora-kora, yang dilengkapi dengan senjata,
untuk mengawasi pelaksanaan monopoli di Maluku. Bila terjadi pelanggaran
terhadap peraturan tersebut di atas, maka pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Hukuman terhadap para pelanggar peraturan
monopoli disebut ekstirpasi. Hukuman
itu berupa pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar
monopoli, dan pemiliknya disiksa atau bisa-bisa dibunuh.
Akibatnya penderitaan rakyat memuncak.
Puluhan ribu batang tanaman pala dan cengkih dibinasakan. Ribuan rakyat
disiksa, dibunuh atau dijadikan budak.
Tidak sedikit yang meninggal di hutan atau
gunung karena kelaparan. Tanah milik rakyat yang ditinggalkan, oleh VOC dibagi-bagikan
kepada pegawainya. Karena kekejaman tersebut maka timbulah perlawanan di
berbagai daerah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar