Karakter secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “karasso”, berarti cetak biru, format
dasar, sidik seperti dalam sidik jari, karakter yang mengacu kepada suatu tanda
yang terpatri pada sisi sebuah koin. Karakter lazim dipahami sebagai
kualitas-kualitas moral yang awet yang terdapat atau tidak terdapat pada setiap
individu yang terekspresikan melalui pola-pola perilaku atau tindakan yang
dapat dievaluasi dalam berbagai situasi. Karakter berarti juga “to mark”
(menandai) dan memfokuskan kepada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam tindakan atau tingkah laku.
Mengapa perlu pendidikan karakter?
Pendidikan karakter, sekarang
ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi dirumah dan di
lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi
anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk
kelangsungan hidup Bangsa ini.
Ada beberapa penamaan
nomenklatur untuk merujuk kepada kajian pembentukan karakter peserta didik,
tergantung kepada aspek penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah:
Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Religi, Pendidikan Budi Pekerti,
dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Masing-masing penamaan kadang-kadang
digunakan secara saling bertukaran (inter-exchanging),
misal pendidikan karakter juga merupakan pendidikan nilai atau
pendidikan religi itu sendiri (Kirschenbaum, 2000).
Sepanjang sejarahnya, di seluruh
dunia ini, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia
untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia
yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah
melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak,
tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat
wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau
penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
Kenyataan tentang akutnya
problem moral inilah yang kemudian menempatkan pentingnya penyelengaraan
pendidikan karakter.
Sebagai aspek kepribadian,
karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang:
mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat
sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata-krama, sopan santun,
dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan
kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang dapat disebut
berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang bersifat
kontekstual dan kultural.
Menurunnya kualitas moral dalam
kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama di kalangan siswa, menuntut
deselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran
dan tanggung jawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik
dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan
nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan
pada nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat, tanggung jawab, jujur, peduli,
dan adil dan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.
Tujuh Alasan Perlunya Pendidikan Karakter
Menurut Lickona ada
tujuh alasan mengapa
pendidikan karakter itu harus disampaikan:
1. Merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki
kepribadian yang baik dalam kehidupannya;
2. Merupakan cara untuk
meningkatkan prestasi akademik;
3. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya
di tempat lain;
3. Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat
hidup dalam masyarakat yang beragam;
4. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem
moral-sosial, seperti ketidaksopanan,
5. ketidakjujuran, kekerasan, pelanggaran
kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
6. Merupakan persiapan terbaik
untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
7. Mengajarkan nilai-nilai budaya
merupakan bagian dari kerja peradaban.
(time access: at 02.46.00)
Analisis : Pendidikan karakter sangat penting untuk
menjadikan setiap individu dalam memiliki kepribadian yang baik. Pendidikan
karakter saat ini tidak harus ditanamkan di dalam lingkungan sekolah saja
tetapi juga dalam lingkungan sosial. Penamaan nomenklatur untuk merujuk kepada kajian pembentukan
karakter, yaitu Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Religi,
Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Pendidikan memiliki
dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar. Tetapi menjadi
manusia yang cerdas dan pintar saja itu tidak cukup karna problem moral
merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia
kapan dan di mana pun. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pentingnya pendidikan karakter karena
dalam pendidikan karakter memiliki beberapa tujuan dimana setiap individu dapat
belajar untuk mencari cara agar memiliki kepribadian yang baik, menghormati
pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat, juga mengajarkan tentang
nilai-nilai budaya.