Bangun jaringan di perkotaan mungkin
sudah terlalu mainstream bagi Telkom. BUMN telekomunikasi yang akan
mengalami perombakan pucuk pimpinan itu sedang membangun di area perbatasan dan
wilayah maritim.
Di 10 kampung nelayan ini, misalnya. Telkom telah membuat Muara Angke dan Muara Baru (Jakarta), Gabeon (Medan), Bungus (Padang), Pangandaran (Ciamis), Pekalongan, Cilacap, Brondong (Lamongan), Tanjung Luar (Lombok) serta Paotere Sabutung (Makassar), menjadi kampung nelayan digital.
"Kami telah membangun 10 kampung nelayan digital dengan nilai investasi untuk broadband saja sekitar Rp 10 miliar," ungkap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin di Jakarta.
Di kampung Nelayan Digital ini berbagai layanan telah disediakan Telkom, seperti jaringan fiber optic, akses internet broadband, akses WiFi, CCTV, mobile Combat penguat sinyal Telkomsel, TV Wall untuk content data up-to-date terkait informasi cuaca, informasi ketinggian gelombang laut, iklim harian, hingga harga ikan.
Data lainnya yang terkait langsung dengan kebutuhan informasi nelayan juga disediakan lewat aplikasi, seperti data kapal, data izin kapal, data ABK, dan jumlah kapal yang berlayar dalam bentuk online. Informasi ini disediakan lewat cloud computing agar mudah diakses.
Nantinya, kata Awaluddin, nelayan akan lebih mudah dalam memonitor lokasi kapal, proses perizinan dan masa berlakunya, monitoring pemakaian bahan bakar minyak, teknologi fish finder, teknologi tracing and tracking untuk kapal nelayan yang sedang melaut, vessel management system dan juga satellite communication dan broadband maritime.
Di samping penyediaan infrastruktur, Telkom juga menawarkan berbagai aplikasi seperti BosToko dan Smart Bisnis untuk menunjang kegiatan usaha bagi para pelaku bisnis di sektor perikanan yang ada di Indonesia.
Di 10 kampung nelayan ini, misalnya. Telkom telah membuat Muara Angke dan Muara Baru (Jakarta), Gabeon (Medan), Bungus (Padang), Pangandaran (Ciamis), Pekalongan, Cilacap, Brondong (Lamongan), Tanjung Luar (Lombok) serta Paotere Sabutung (Makassar), menjadi kampung nelayan digital.
"Kami telah membangun 10 kampung nelayan digital dengan nilai investasi untuk broadband saja sekitar Rp 10 miliar," ungkap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin di Jakarta.
Di kampung Nelayan Digital ini berbagai layanan telah disediakan Telkom, seperti jaringan fiber optic, akses internet broadband, akses WiFi, CCTV, mobile Combat penguat sinyal Telkomsel, TV Wall untuk content data up-to-date terkait informasi cuaca, informasi ketinggian gelombang laut, iklim harian, hingga harga ikan.
Data lainnya yang terkait langsung dengan kebutuhan informasi nelayan juga disediakan lewat aplikasi, seperti data kapal, data izin kapal, data ABK, dan jumlah kapal yang berlayar dalam bentuk online. Informasi ini disediakan lewat cloud computing agar mudah diakses.
Nantinya, kata Awaluddin, nelayan akan lebih mudah dalam memonitor lokasi kapal, proses perizinan dan masa berlakunya, monitoring pemakaian bahan bakar minyak, teknologi fish finder, teknologi tracing and tracking untuk kapal nelayan yang sedang melaut, vessel management system dan juga satellite communication dan broadband maritime.
Di samping penyediaan infrastruktur, Telkom juga menawarkan berbagai aplikasi seperti BosToko dan Smart Bisnis untuk menunjang kegiatan usaha bagi para pelaku bisnis di sektor perikanan yang ada di Indonesia.
Area Perbatasan
Selain kampung nelayan digital, Telkom juga merealisasikan komitmennya untuk menyediakan layanan telekomunikasi tidak hanya di pulau-pulau terluar, tetapi juga di daerah-daerah perbatasan.
Layanan telekomunikasi yang disediakan berupa telepon (suara) maupun data (internet) dan seluler. Kehadiran fasilitas telekomunikasi di daerah perbatasan dengan negara lain ini secara tidak langsung menjadi simbol kedaulatan sekaligus eksistensi NKRI.
“Secara komersial memang tak layak, tetapi ketersediaan layanan telekomunikasi di daerah perbatasan tersebut sangat penting mengingat posisi daerah perbatasan secara geopolitik sangat strategis,” tegas Awaluddin.
Telkom di lokasi itu menyerahkan bantuan berupa tiga unit fasilitas telepon satelit serta membangun infrastruktur telekomunikasi dengan teknologi Multi Service Access Node (MSAN) yang telah mendukung untuk layanan broadband dengan kapasitas 960 SST dan juga telah terbangun 10 BTS Telkomsel yang sudah bisa 3G.
Telkomsel juga telah meresmikan beroperasinya lima BTS di daerah perbatasan dengan Malaysia yaitu di Long Layu, Agung Baru, Tiong Ohang, Long Apari dan Long Lulu. Daerah tersebut berada di wilayah Propinsi Kalimantan Utara dan Propinsi Kalimantan Timur dan berbatasan darat dengan Malaysia.
“Seperti halnya penyediaan fastel di pulau terluar yang bekerja sama dengan Mabes TNI AL, saat ini Telkom juga bersama dengan Mabes TNI AD sedang menyusun rencana untuk penyediaan fastel di pos-pos darat dalam mendukung Satgas Pengamanan Perbatasan TNI AD,” pungkasnya.
Selain kampung nelayan digital, Telkom juga merealisasikan komitmennya untuk menyediakan layanan telekomunikasi tidak hanya di pulau-pulau terluar, tetapi juga di daerah-daerah perbatasan.
Layanan telekomunikasi yang disediakan berupa telepon (suara) maupun data (internet) dan seluler. Kehadiran fasilitas telekomunikasi di daerah perbatasan dengan negara lain ini secara tidak langsung menjadi simbol kedaulatan sekaligus eksistensi NKRI.
“Secara komersial memang tak layak, tetapi ketersediaan layanan telekomunikasi di daerah perbatasan tersebut sangat penting mengingat posisi daerah perbatasan secara geopolitik sangat strategis,” tegas Awaluddin.
Telkom di lokasi itu menyerahkan bantuan berupa tiga unit fasilitas telepon satelit serta membangun infrastruktur telekomunikasi dengan teknologi Multi Service Access Node (MSAN) yang telah mendukung untuk layanan broadband dengan kapasitas 960 SST dan juga telah terbangun 10 BTS Telkomsel yang sudah bisa 3G.
Telkomsel juga telah meresmikan beroperasinya lima BTS di daerah perbatasan dengan Malaysia yaitu di Long Layu, Agung Baru, Tiong Ohang, Long Apari dan Long Lulu. Daerah tersebut berada di wilayah Propinsi Kalimantan Utara dan Propinsi Kalimantan Timur dan berbatasan darat dengan Malaysia.
“Seperti halnya penyediaan fastel di pulau terluar yang bekerja sama dengan Mabes TNI AL, saat ini Telkom juga bersama dengan Mabes TNI AD sedang menyusun rencana untuk penyediaan fastel di pos-pos darat dalam mendukung Satgas Pengamanan Perbatasan TNI AD,” pungkasnya.
SUMBER:
http://inet.detik.com/read/2014/12/18/200747/2781890/328/2/telkom-garap-kampung-nelayan-hingga-pulau-perbatasan